Membahas soal kepadatan, tentu tidak
akan lepas dari tingkat padat tebar benih di awal. Bagi petani pemula, mungkin
informasi mengenai jumlah padat tebar yang ideal terlihat simpang siur karena
satu sumber mengatakan 100, tapi sumber lain menyarankan 200, 600, bahkan
sampai 2000 ekor/m2. Beragamnya angka tersebut dikarenakan praktek
masing-masing petani berbeda-beda tergantung kebiasaan dan pengalamannya. Tapi,
apa saja sebetulnya faktor yang menentukan kepadatan ikan dalam media budidaya?
Kandungan
Oksigen
Sebagaimana manusia, ikan pun perlu
cukup oksigen. Ukuran benih yang kecil pastinya akan mendapatkan cukup oksigen
dalam air kolam, tapi ketika ikan semakin tumbuh besar dengan jumlah yang sama,
pastinya membutuhkan lebih banyak oksigen. Cara mensiasatinya adalah dengan
adanya sirkulasi air atau secara berkala mengganti air
kolam sebanyak 25-30%. Jika ikan belum masanya dipanen tapi tidak tumbuh lagi,
tandanya sebagian ikan perlu dipindahkan ke media kolam yang baru.
Faktor lingkungan lainnya adalah
cuaca. Tidak jarang ketika cuaca tidak mendukung seperti musim kemarau/musim
hujan ekstrem, petani akan mengurangi padat tebar demi mencegah gagal panen.
Metode
Budidaya
Metode budidaya juga banyak
mempengaruhi kapasitas ikan. Contohnya, budidaya lele menggunakan metode
bioflok biasanya memiliki kepadatan yang lebih tinggi daripada metode budidaya
biasa. Hal ini disebabkan karena bioflok memiliki lebih banyak pakan alami yang
berasal dari kumpulan plankton dan mikroorganisme di dalam flok.
Sistem RAS atau media yang memiliki
sirkulasi lebih banyak juga memungkinkan untuk padat tebar tinggi. Contohnya,
seperti yang dilansir dari bibitikan, padat tebar yang disarankan adalah
sebagai berikut:
– Untuk kolam ketinggian 0.75 m,
padat tebar 200 ekor/m2 dengan sistem sirkulasi, dan 75 ekor/m2
tanpa sirkulasi.
– Untuk kolam ketinggian 1.25 m, padat tebar 300 ekor/m2 dengan sistem sirkulasi, dan 150 ekor/m2 tanpa sirkulasi.
– Untuk kolam ketinggian 1.25 m, padat tebar 300 ekor/m2 dengan sistem sirkulasi, dan 150 ekor/m2 tanpa sirkulasi.
Sirkulasi erat kaitannya dengan
ketersediaan oksigen. Seperti yang telah disebutkan pada poin sebelumnya,
dengan sirkulasi, oksigen terlarut bertambah sehingga kepadatan ikan dapat ditingkatkan.
Pertumbuhan
Ikan
Jumlah ikan yang terlalu padat
tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Semakin banyak ikan, maka
kompetisi untuk mendapatkan makan juga semakin tinggi. Jika jumlah pakannya
tidak disesuaikan, maka ikan bisa jadi tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup
sehingga tingkat ADG (average daily growth)-nya rendah, alias
pertumbuhannya terhambat. Bagi komoditas lele, ketika pakan kurang maka tidak
menutup kemungkinan adanya kanibalisme pada sesamanya yang berukuran kecil.
Kepadatan ikan yang tinggi pada
suatu kolam juga meningkatkan risiko ikan terkena penyakit. Semakin banyak ikan
maka semakin menumpuk juga kotoran yang menjadi senyawa amonia berbahaya bagi
ikan. Belum lagi, dengan banyak berdesakan, kulit ikan dapat terluka dan muncul
infeksi yang rentan penyakit. Hal ini tentu berpengaruh pada sintasan atau SR (survival
rate). Padat tebar benih di awal bisa tinggi tapi dengan nilai SR yang
rendah maka hasil panennya pun kurang maksimal.
Bagi sebagian petani, solusi untuk
SR yang tetap baik dalam kondisi media yang rentan penyakit adalah dengan
menggunakan strain yang tahan penyakit. Pada komoditas lele, lele masamo, lele
burma, dan lele sangkuriang adalah jenis lele yang dikenal tahan banting.
Padat
Tebar Lele
Pada pembesaran lele, 100 ekor/m2
adalah jumlah padat tebar yang paling sering disarankan bagi para pemula.
Menurut SNI 01-6484.5-2002 untuk pembesaran lele dumbo, padat tebar yang
disarankan lebih kecil lagi, yaitu 25 – 35 ekor/m2 dengan kolam
tanah atau beton yang berukuran minimal 100 m2 dan kedalaman air 0.75 – 1.5 m.
Semoga informasi di atas dapat
menambah referensi Anda untuk menentukan kapasitas ikan dan padat tebar di
kolam.
sumber : http://efishery.com/efishery-university/siar/berapa-kepadatan-ideal-ikan-di-kolam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar