Karang
memiliki bentuk pertumbuhan koloni yang berbeda-beda. Variasi tersebut bisa
dipengaruhi oleh sifat karang itu sendiri, maupun kondisi lingkungan tempat dia
tinggal. Beberapa pengaruh yang berasal dari kondisi habitat diantaranya adalah
intensitas cahaya matahari, pergerarakan gelombang dan arus, ketersediaan
nutrien, serta sedimentasi.
Secara
umum, bentuk pertumbuhan karang (life form) dibagi menjadi dua, yaitu Acropora
dan non-Acropora. Perbedaan yang terdapat diantara keduanya adalah
pada Acropora memiliki struktur yang disebut aksial koralit dan radial
koralit. Aksial koralit adalah titik tumbuh yang terletak pada ujung cabang
yang dimiliki oleh karang. Warna aksial koralit akan cenderung lebih pucat
daripada warna karang itu sendiri. Sedangkan radial koralit merupakan titik
tumbuh yang terletak pada sisi-sisi karang.
Pada
life form Acropora, dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
bentukan karang yang muncul. Pada masing-masing istilah akan disertai dengan
singkatan seperti CS, CMR, dan sebagainya. Singkatan tersebut berfungsi untuk
memudahkan identifikasi serta penulisan saat observasi lapang. Pembagian dari
jenis Acropora adalah sebagai berikut :
1.
Branching Acropora (ACB)
Karang yang termasuk kategori ACB ini memiliki bentukan
koloni yang bercabang menyerupai ranting pohon yang lebar. Contoh spesiesnya
adalah Acropora aspera.
2.
Tabulate Acropora (ACT)
Acropora
hyacinthus atau karang meja (googleimages.com)
|
3.
Encrusting Acropora (ACE)
Sesuai dengan namanya, encrusting berarti karang ini
akan berkoloni membentuk struktur menyerupai kerak yang bercabang.
Karang-karang ini akan tumbuh menyebar dan menempel pada substrat yang keras.
Spesies Acropora schmitti merupakan contoh dari karang kategori ACE.
Acropora
schmitti (googleimages.com)
|
4.
Sub-massive Acropora (ACS)
Percabangan yang dibentuk pada karang jenis sub-masif ini
cenderung lebih kokoh dan tebal. Salah satu spesiesnya adalah Acropora
palmata.
Acropora
palmata (googleimages.com)
|
5.
Digitate Acropora (ACD)
Berbeda dengan karang berjenis ACB, karang ini memiliki
percabangan yang rapat dengan bentuk menyerupai jari-jemari tangan manusia. Acropora
humilis adalah contoh karang yang memiliki life form digitate.
Acropora
humilis (googleimages.com)
|
Bentukan formasi karang yang kedua
adalah non-Acropora. Serupa dengan tipe Acropora, jenis life
form yang satu ini juga memiliki pembagian berdasarkan bentuk karang yang
muncul. Berikut adalah klasifikasinya :
1.
Branching (CB)
Karang berjenis ini memiliki cabang yang lebih panjang
daripada diameter yang dia miliki. Sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya, karang bercabang pada jenis non-Acropora hanya memiliki
radial koralit saja, berbeda dengan karang Acropora yang memiliki radial
dan aksial koralit. Contoh dari spesies ini adalah Porites cylindrica.
Porites
cylindrica (googleimages.com)
|
2.
Massive (CM)
Karang ini memiliki bentuk yang padat dan solid. Mereka
memiliki ukuran yang bervariasi. Beberapa diantaranya bahkan berbentuk menyerupai
bongkahan batu. Spesies Favia speciosa menjadi representasi yang baik
dari jenis ini.
Karang
otak atau Favia speciosa (googleimages.com)
|
3.
Encrusting (CE)
Serupa tapi tak sama dengan saudaranya yang berkategori Acropora.
Pada karang berjenis encrusting non-Acropora ini tetap memiliki
bentuk yang menyerupai kerak yang tumbuh menyebar pada dasar substrat. Namun
perbedaannya, karang kategori CE ini tidak memiliki cabang. Salah satu contoh
spesiesnya ialah Montipora nodosa.
Montipora
nodosa (googleimages.com)
|
4.
Foliose (CF)
Anda mengenal kertas folio? Istilah foliose pada
karang kategori ini berasal dari benda tersebut. Pada kenyataannya, karang
berjenis CF ini memiliki bentuk yang tipis menyerupai lembaran-lembaran. Mereka
mampu berkoloni membentuk lipatan atau melingkar terutama pada lingkungan yang
terlindung seperti daerah lereng terumbu. Spesies yang masuk kategori ini salah
satunya adalah Favona frondifera.
Favona
frondifera (googleimages.com)
|
5.
Mushroom/fungia (CMR)
Sesuai dengan namanya, karang ini memiliki bentukan yang
hampir serupa dengan jamur. Umumnya karang ini berbentuk oval dan memiliki
tonjolan yang beralur dari tepi hingga pusat mulutnya. Contoh spesiesnya adalah
Fungia danai.
Karang
jamur atau Fungia danai (googleimages.com)
|
6.
Sub-massive (CS)
Karang berkategori CS ini memiliki bentuk yang kokoh dengan
tonjolan-tonjolan atau kolom yang kecil. Pocillopora eydouxi adalah satu
diantara sekian banyak karang yang masuk ke dalam bentukan sub-masif non-Acropora.
Pocillopora
eydouxi (googleimages.com)
|
7.
Fire coral (CML)
Pada kategori non-Acropora, karang api mendapat
perlakuan istimewa dimana dia memiliki pembagian khusus untuk dia sendiri.
Karang api atau Millepora sp. mempunyai ciri khas berupa warna yang
cerah menyala dengan ujung yang cenderung menguning serta rasa panas seperti
luka bakar apabila kita menyentuhnya. Salah satu diantara sekian banyak karang
api yang ada ialah Millepora complanata.
Millepora
complanata (googleimages.com)
|
8.
Blue coral (CHL)
Sama dengan karang api, karang biru yang bernama latin Heliopora
sp. juga memiliki pembagian khusus untuk dirinya sendiri. Identifikasi
karang jenis ini dapat dilihat dari adanya warna biru yang cerah pada sisi-sisi
tubuhnya.Contoh dari karang biru ini adalah Heliopora coerulea.
Heliopora
coreulea (googleimages.com)
|
Demikian sedikit ilmu mengenai life
form atau bentukan formasi karang. Semoga apa yang saya sampaikan ini bisa
menambah wawasan kita tentang terumbu karang dan meningkatkan kesadaran serta
rasa cinta kita terhadap lautan khususnya laut Indonesia.
Tim Penyusun. 2014. Buku Panduan Ekologi Laut Tropis.
Malang : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya ( http://exploreoursea.blogspot.com/ )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar