Kamis, 21 Juni 2018

Berkenalan dengan Beragam Bentuk Karang


            Karang memiliki bentuk pertumbuhan koloni yang berbeda-beda. Variasi tersebut bisa dipengaruhi oleh sifat karang itu sendiri, maupun kondisi lingkungan tempat dia tinggal. Beberapa pengaruh yang berasal dari kondisi habitat diantaranya adalah intensitas cahaya matahari, pergerarakan gelombang dan arus, ketersediaan nutrien, serta sedimentasi.
Secara umum, bentuk pertumbuhan karang (life form) dibagi menjadi dua, yaitu Acropora dan non-Acropora. Perbedaan yang terdapat diantara keduanya adalah pada Acropora memiliki struktur yang disebut aksial koralit dan radial koralit. Aksial koralit adalah titik tumbuh yang terletak pada ujung cabang yang dimiliki oleh karang. Warna aksial koralit akan cenderung lebih pucat daripada warna karang itu sendiri. Sedangkan radial koralit merupakan titik tumbuh yang terletak pada sisi-sisi karang.
Pada life form Acropora, dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bentukan karang yang muncul. Pada masing-masing istilah akan disertai dengan singkatan seperti CS, CMR, dan sebagainya. Singkatan tersebut berfungsi untuk memudahkan identifikasi serta penulisan saat observasi lapang. Pembagian dari jenis Acropora adalah sebagai berikut :
1.       Branching Acropora (ACB)
Karang yang termasuk kategori ACB ini memiliki bentukan koloni yang bercabang menyerupai ranting pohon yang lebar. Contoh spesiesnya adalah Acropora aspera.

Acropora aspera (googleimages.com)

2.       Tabulate Acropora (ACT)
Bentukan formasi ini sering disebut juga dengan karang meja karena meskipun mereka memiliki bentuk bercabang, pertumbuhan mereka cenderung mendatar menyerupai meja. Karang jenis ini memiliki suatu penopang pada satu sisi bagian ventral. Contoh dari karang tabulate ini adalah Acropora hyacinthus.
Acropora hyacinthus atau karang meja (googleimages.com)

3.       Encrusting Acropora (ACE)
Sesuai dengan namanya, encrusting berarti karang ini akan berkoloni membentuk struktur menyerupai kerak yang bercabang. Karang-karang ini akan tumbuh menyebar dan menempel pada substrat yang keras. Spesies Acropora schmitti merupakan contoh dari karang kategori ACE.

Acropora schmitti (googleimages.com)

4.       Sub-massive Acropora (ACS)
Percabangan yang dibentuk pada karang jenis sub-masif ini cenderung lebih kokoh dan tebal. Salah satu spesiesnya adalah Acropora palmata

Acropora palmata (googleimages.com)

5.       Digitate Acropora (ACD)
Berbeda dengan karang berjenis ACB, karang ini memiliki percabangan yang rapat dengan bentuk menyerupai jari-jemari tangan manusia. Acropora humilis adalah contoh karang yang memiliki life form digitate.
Acropora humilis (googleimages.com)


Bentukan formasi karang yang kedua adalah non-Acropora. Serupa dengan tipe Acropora, jenis life form yang satu ini juga memiliki pembagian berdasarkan bentuk karang yang muncul. Berikut adalah klasifikasinya :
1.       Branching (CB)
Karang berjenis ini memiliki cabang yang lebih panjang daripada diameter yang dia miliki. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, karang bercabang pada jenis non-Acropora hanya memiliki radial koralit saja, berbeda dengan karang Acropora yang memiliki radial dan aksial koralit. Contoh dari spesies ini adalah Porites cylindrica.

Porites cylindrica (googleimages.com)

2.       Massive (CM)
Karang ini memiliki bentuk yang padat dan solid. Mereka memiliki ukuran yang bervariasi. Beberapa diantaranya bahkan berbentuk menyerupai bongkahan batu. Spesies Favia speciosa menjadi representasi yang baik dari jenis ini.
Karang otak atau Favia speciosa (googleimages.com)

3.       Encrusting (CE)
Serupa tapi tak sama dengan saudaranya yang berkategori Acropora. Pada karang berjenis encrusting non-Acropora ini tetap memiliki bentuk yang menyerupai kerak yang tumbuh menyebar pada dasar substrat. Namun perbedaannya, karang kategori CE ini tidak memiliki cabang. Salah satu contoh spesiesnya ialah Montipora nodosa.

Montipora nodosa (googleimages.com)

4.       Foliose (CF)
Anda mengenal kertas folio? Istilah foliose pada karang kategori ini berasal dari benda tersebut. Pada kenyataannya, karang berjenis CF ini memiliki bentuk yang tipis menyerupai lembaran-lembaran. Mereka mampu berkoloni membentuk lipatan atau melingkar terutama pada lingkungan yang terlindung seperti daerah lereng terumbu. Spesies yang masuk kategori ini salah satunya adalah Favona frondifera.

Favona frondifera (googleimages.com)

5.       Mushroom/fungia (CMR)
Sesuai dengan namanya, karang ini memiliki bentukan yang hampir serupa dengan jamur. Umumnya karang ini berbentuk oval dan memiliki tonjolan yang beralur dari tepi hingga pusat mulutnya. Contoh spesiesnya adalah Fungia danai.

Karang jamur atau Fungia danai (googleimages.com)

6.       Sub-massive (CS)
Karang berkategori CS ini memiliki bentuk yang kokoh dengan tonjolan-tonjolan atau kolom yang kecil. Pocillopora eydouxi adalah satu diantara sekian banyak karang yang masuk ke dalam bentukan sub-masif non-Acropora.

Pocillopora eydouxi (googleimages.com)

7.       Fire coral (CML)
Pada kategori non-Acropora, karang api mendapat perlakuan istimewa dimana dia memiliki pembagian khusus untuk dia sendiri. Karang api atau Millepora sp. mempunyai ciri khas berupa warna yang cerah menyala dengan ujung yang cenderung menguning serta rasa panas seperti luka bakar apabila kita menyentuhnya. Salah satu diantara sekian banyak karang api yang ada ialah Millepora complanata.
Millepora complanata (googleimages.com)

8.       Blue coral (CHL)
Sama dengan karang api, karang biru yang bernama latin Heliopora sp. juga memiliki pembagian khusus untuk dirinya sendiri. Identifikasi karang jenis ini dapat dilihat dari adanya warna biru yang cerah pada sisi-sisi tubuhnya.Contoh dari karang biru ini adalah Heliopora coerulea.
Heliopora coreulea (googleimages.com)


Demikian sedikit ilmu mengenai life form atau bentukan formasi karang. Semoga apa yang saya sampaikan ini bisa menambah wawasan kita tentang terumbu karang dan meningkatkan kesadaran serta rasa cinta kita terhadap lautan khususnya laut Indonesia.

Sumber :

Tim Penyusun. 2014. Buku Panduan Ekologi Laut Tropis. Malang : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya ( http://exploreoursea.blogspot.com/ )




Tidak ada komentar:

Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.) dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini menteri Kelautan dan  Perikanan mengeluarkan peraturan baru untuk pengelolaan lobster ...