Senin, 09 Juli 2018

SIRIP HIU, MANFAAT DAN BAHAYANYA

Hasil gambar untuk sirip hiu
Sirip hiu merupakan salah satu produk perikanan yang cukup mahal. Biasanya sirip hiu diolah menjadi serat-serat seperti mie hun yang kemudian dimasak sebagai bahan untuk membuat soup oleh suku Chinese dimanapun mereka tinggal di seluruh dunia, yang biasanya disajikan dihari-hari besar, seperti hari pernikahan, Hari Raya Imlek, Cap Gomeh maupun Sembahyang Pekong. Adapun dua negara yang menjadi tujuan ekspor sirip hiu yang tertinggi permintaannya, berdasarkan data FAO, adalah Hongkong dan Singapura, yang memang sebagian besar penduduknya suku Chinese. Dan yang cukup membanggakan mungkin dalam tanda kutip, Indonesia sebagai top producer sirip hiu nomor satu sesuai data FAO.
Produk sirip hiu diproses dan dipasarkan secara lokal, lintas daerah, dalam negeri maupun luar negeri dalam beberapa bentuk. Beberapa antaranya adalah dalam keadaan segar dan basah dan tidak diproses (Wet fins), biasanya dalam pengiriman menggunakan es batu dan untuk tujuan lokal. Kemudian dalam bentuk sirip mentah yang kering (raw fins), lengkap dengan denticles dan cartilaginous platelet. Sirip ini masih lengkap dan dalam keadaan kering. Selanjutnya sirip yang kulitnya dilepas (semi prepared), akan tetapi seratnya utuh dan dalam keadaan kering. Bentuk ini, diangap paling mahal karena sudah dianggap murni, dimana sirip ekor dapat dalam keadaan utuh, sedangkan sirip dada dan punggung harus dibagi dua. Kemudian dalam keadaan ready untuk dimasak (fully prepared), beku (Frozen prepared fins), dengan penggaraman (in brine), dimana sirip masih segar dan utuh, diperuntukkan untuk pengiriman domestik, namun harus segera dikirim agar produk tidak rusak. Kemudian sudah diolah menjadi soup, dimana siap disantap.
Sejak berabad-abab yang lalu, suku Chinese yang nenek moyangnya dari China, sudah mengenal makanan dari sirip hiu. Hal ini diketahui dari tulisan-tulisan Dinasti Ming (1368-1644), yang memberitahukan soup sirip hiu dipromosikan sebagai makanan yang eksotis dan sehat oleh kaisar-kaisar dan para bangsawan. Sepanjang masa, sirip hiu dipercaya sabagai salah satu dari delapan makanan laut yang sangat berharga karena sirip hiu dianggap langka. Sajian sirip hiu menjadi menu utama pada perjamuan-perjamuan resmi. Biasanya sirip hiu akan disajikan pada malam hari oleh tuan rumah sebagai tanda untuk menunjukkan rasa hormat yang mendalam pada tamu yang diundang dan penyajian soup sirip hiu ini, menunjukkan status sosial yang bergengsi bagi seorang Suku Tiongkok. Bulan dimana permintaan sirip hiu, permintaannya cukup tinggi adalah Bulan Oktober sampai Bulan Februari. Di bulan ini Suku Chinese mempercayai bahwa bulan tersebut adalah bulan yang membawa keberuntungan, dan biasanya di bulan-bulan tersebut pesta pernikahan banyak diselenggarakan, dan puncaknya di Pesta Chinese New year (Hari Raya Imlek). Akan tetapi di Bulan Juli hingga Bulan Agustus, pesta jarang diadakan karena, dua bulan tersebut dianggap bulan yang tidak menguntungkan bagi Suku Chinese, sehingga mempengaruhi demand sirip hiu, yang cenderung menurun.
Dibalik berharganya nilai tradisional sirip hiu oleh Suku Tiongkok, seberapa besarkah nilai gizi sirip hiu. Berdasarkan dokumentasi dari buku-buku medis China kuno, sirip hiu memilik banyak manfaat, diantaranya untuk peremajaan, untuk meningkatkatkan nafsu makan, memberikan gizi untuk darah, dan dipercaya baik untuk kesehatan paru-paru, ginjal, tulang dan bagian tubuh yang lain. Adapun komposisi kimia dalam 100 gram sirip hiu adalah sebagai berikut,
Water
14.0 g
Protein*
83.5 g
Fat
0.3 g
Carbohydrate
0.0 g
Ash
2.2 g
Calcium
146.0 mg
Phosphorus
194.0 mg
Iron
15.2 mg
Food energy
337 kca
Sumber :Data FAO dalam Food composition tables, People's health publication, Beijing
Dari data tersebut diatas, komposisi protein sangat kurang kandungannya akan essential amino acid Tryptophan yang bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan, dimana ikan kembung dan Ikan Salmon sangat tinggi ditemukan kandungannya.
Namun dibalik manfaat yang dipercaya, ada pendapat yang menyatakan bahwa ikan hiu sangat bermanfaat untuk kesehatan hanyalan mitos belaka. Ikan hiu merupakan hewan karnivora, yang banyak mengandung merkuri. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), menemukan  bahwa ikan hiu tidak disarankan untuk dikonsumsi karena tingginya kadar merkuri dan logam berat lain yang terkandung di dalamnya. Bahkan, pada beberapa jenis ikan hiu, kandungan merkurinya sangat tinggi. Merkuri merupakan salah satu unsur logam yang terkontaminasi dari endapan mineral dan juga logam berat, serta aktivitas vulkanik. Dampak mengkonsumsi merkuri pada tubuh manusia membunuh secara pelan-pelan dan bisa juga secara cepat, tergantung tingginya merkuri yang dikonsumsi. Tidak heran, jika anda pernah memakan daging Ikan Hiu, tenggorokan akan terasa sangat kering.
Wanita hamil dan anak-anak di Amerika Serikat sudah direkomendasikan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan di Amerika atau Food and Drug Administration (FDA), untuk tidak mengkonsumsi ikan hiu, untuk sirip maupun dagingnya, karena tingginya kandungan logam berat berbahaya seperti merkuri dalam Ikan Hiu. Jika wanita hamil mengkonsumsi Ikan Hiu, kandungan merkurinya dapat mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan otak dan syaraf bayi/janin. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya kelak, seperti kemampuan kognitif, daya konsentrasi, kemampuan bahasa, memori, motorik, visual dan kemampuan spasial. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan merkuri dapat menyebabkan autisme pada anak. Kemudian untuk anak-anak khususnya balita, tentunya dampaknya lebih besar dan buruk karena otak mereka masih dalam phase pertumbuhan dan perkembangan. Untuk orang dewasa, logam berat merkuri dapat merusak sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular. Selain itu, kesuburan pria atau kemandulan juga dapat menyerang pria dan menurunkan kemampuan koordinasi gerak tubuh, gangguan bicara, mendengar, berjalan, dan lemah otot jika mengkonsumsi merkuri.
Tak hanya itu, menurut WHO, merkuri memiliki efek toksik yang bisa mengganggu sistem saraf, pencernaan, imun tubuh, paru-paru, ginjal, kulit, dan mata. Merkuri masuk dalam 10 besar kelompok zat kimia berbahaya yang harus diwaspadai. Selain merkuri, menurut studi dari University of Miami yang diterbitkan dalam Journal Marine Drugs, sirip ikan hiu juga kaya akan kandungan BMAA, yaitu neurotoksin berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai penyakit neurodegeneratif (penyakit penurunan fungsi otak) pada manusia seperti Alzheimer. Perlu diketahui juga bahwa pada sirip hiu sering pula ditambahkan Hidrogen Peroksida, yaitu zat yang dapat meningkatkan radikal bebas dan berbahaya bagi tubuh.
Dibalik nilai-nilai berharga tradisional yang tetap dipercaya sirip hiu, ternyata ada fakta yang mencengangkan, pertanyaanya adalah masihkah anda ingin mengkonsumsi sirip hiu?

Referensi
http://informasitips.com/bahaya-mengonsumsi-sirip-ikan-hiu
http://bpsplpadang.kkp.go.id/sirip-hiu--manfaat-dan-bahayanya

Tidak ada komentar:

Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.) dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini menteri Kelautan dan  Perikanan mengeluarkan peraturan baru untuk pengelolaan lobster ...