Sirip hiu merupakan
salah satu produk perikanan yang cukup mahal. Biasanya sirip hiu diolah
menjadi serat-serat seperti mie hun yang kemudian dimasak sebagai bahan
untuk membuat soup oleh suku Chinese dimanapun mereka tinggal di seluruh
dunia, yang biasanya disajikan dihari-hari besar, seperti hari
pernikahan, Hari Raya Imlek, Cap Gomeh maupun Sembahyang Pekong. Adapun
dua negara yang menjadi tujuan ekspor sirip hiu yang tertinggi
permintaannya, berdasarkan data FAO, adalah Hongkong dan Singapura, yang
memang sebagian besar penduduknya suku Chinese. Dan yang cukup
membanggakan mungkin dalam tanda kutip, Indonesia sebagai top producer
sirip hiu nomor satu sesuai data FAO.
Produk sirip hiu diproses dan dipasarkan
secara lokal, lintas daerah, dalam negeri maupun luar negeri dalam
beberapa bentuk. Beberapa antaranya adalah dalam keadaan segar dan basah
dan tidak diproses (Wet fins), biasanya dalam pengiriman menggunakan es batu dan untuk tujuan lokal. Kemudian dalam bentuk sirip mentah yang kering (raw fins),
lengkap dengan denticles dan cartilaginous platelet. Sirip ini masih
lengkap dan dalam keadaan kering. Selanjutnya sirip yang kulitnya
dilepas (semi prepared), akan tetapi seratnya utuh dan dalam
keadaan kering. Bentuk ini, diangap paling mahal karena sudah dianggap
murni, dimana sirip ekor dapat dalam keadaan utuh, sedangkan sirip dada
dan punggung harus dibagi dua. Kemudian dalam keadaan ready untuk
dimasak (fully prepared), beku (Frozen prepared fins), dengan penggaraman (in brine),
dimana sirip masih segar dan utuh, diperuntukkan untuk pengiriman
domestik, namun harus segera dikirim agar produk tidak rusak. Kemudian
sudah diolah menjadi soup, dimana siap disantap.
Sejak berabad-abab yang lalu, suku
Chinese yang nenek moyangnya dari China, sudah mengenal makanan dari
sirip hiu. Hal ini diketahui dari tulisan-tulisan Dinasti Ming
(1368-1644), yang memberitahukan soup sirip hiu dipromosikan sebagai
makanan yang eksotis dan sehat oleh kaisar-kaisar dan para bangsawan.
Sepanjang masa, sirip hiu dipercaya sabagai salah satu dari delapan
makanan laut yang sangat berharga karena sirip hiu dianggap langka.
Sajian sirip hiu menjadi menu utama pada perjamuan-perjamuan resmi.
Biasanya sirip hiu akan disajikan pada malam hari oleh tuan rumah
sebagai tanda untuk menunjukkan rasa hormat yang mendalam pada tamu yang
diundang dan penyajian soup sirip hiu ini, menunjukkan status sosial
yang bergengsi bagi seorang Suku Tiongkok. Bulan dimana permintaan sirip
hiu, permintaannya cukup tinggi adalah Bulan Oktober sampai Bulan
Februari. Di bulan ini Suku Chinese mempercayai bahwa bulan tersebut
adalah bulan yang membawa keberuntungan, dan biasanya di bulan-bulan
tersebut pesta pernikahan banyak diselenggarakan, dan puncaknya di Pesta
Chinese New year (Hari Raya Imlek). Akan tetapi di Bulan Juli
hingga Bulan Agustus, pesta jarang diadakan karena, dua bulan tersebut
dianggap bulan yang tidak menguntungkan bagi Suku Chinese, sehingga
mempengaruhi demand sirip hiu, yang cenderung menurun.
Dibalik berharganya nilai tradisional
sirip hiu oleh Suku Tiongkok, seberapa besarkah nilai gizi sirip hiu.
Berdasarkan dokumentasi dari buku-buku medis China kuno, sirip hiu
memilik banyak manfaat, diantaranya untuk peremajaan, untuk
meningkatkatkan nafsu makan, memberikan gizi untuk darah, dan dipercaya
baik untuk kesehatan paru-paru, ginjal, tulang dan bagian tubuh yang
lain. Adapun komposisi kimia dalam 100 gram sirip hiu adalah sebagai
berikut,
Water
|
14.0 g
|
Protein*
|
83.5 g
|
Fat
|
0.3 g
|
Carbohydrate
|
0.0 g
|
Ash
|
2.2 g
|
Calcium
|
146.0 mg
|
Phosphorus
|
194.0 mg
|
Iron
|
15.2 mg
|
Food energy
|
337 kca
|
Sumber :Data FAO dalam Food composition tables, People's health publication, Beijing
Dari data tersebut diatas, komposisi protein sangat kurang kandungannya akan essential amino acid Tryptophan yang bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan, dimana ikan kembung dan Ikan Salmon sangat tinggi ditemukan kandungannya.
Namun dibalik manfaat yang dipercaya,
ada pendapat yang menyatakan bahwa ikan hiu sangat bermanfaat untuk
kesehatan hanyalan mitos belaka. Ikan hiu merupakan hewan karnivora,
yang banyak mengandung merkuri. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization
(WHO), menemukan bahwa ikan hiu tidak disarankan untuk dikonsumsi
karena tingginya kadar merkuri dan logam berat lain yang terkandung di
dalamnya. Bahkan, pada beberapa jenis ikan hiu, kandungan merkurinya
sangat tinggi. Merkuri merupakan salah satu unsur logam yang
terkontaminasi dari endapan mineral dan juga logam berat, serta
aktivitas vulkanik. Dampak mengkonsumsi merkuri pada tubuh manusia
membunuh secara pelan-pelan dan bisa juga secara cepat, tergantung
tingginya merkuri yang dikonsumsi. Tidak heran, jika anda pernah memakan
daging Ikan Hiu, tenggorokan akan terasa sangat kering.
Wanita hamil dan anak-anak di Amerika Serikat sudah direkomendasikan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan di Amerika atau Food and Drug Administration (FDA),
untuk tidak mengkonsumsi ikan hiu, untuk sirip maupun dagingnya, karena
tingginya kandungan logam berat berbahaya seperti merkuri dalam Ikan
Hiu. Jika wanita hamil mengkonsumsi Ikan Hiu, kandungan merkurinya dapat
mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan otak dan syaraf bayi/janin. Hal
ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya kelak, seperti
kemampuan kognitif, daya konsentrasi, kemampuan bahasa, memori, motorik,
visual dan kemampuan spasial. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan
merkuri dapat menyebabkan autisme pada anak. Kemudian untuk anak-anak
khususnya balita, tentunya dampaknya lebih besar dan buruk karena otak
mereka masih dalam phase pertumbuhan dan perkembangan. Untuk orang
dewasa, logam berat merkuri dapat merusak sistem saraf pusat dan sistem
kardiovaskular. Selain itu, kesuburan pria atau kemandulan juga dapat
menyerang pria dan menurunkan kemampuan koordinasi gerak tubuh, gangguan
bicara, mendengar, berjalan, dan lemah otot jika mengkonsumsi merkuri.
Tak hanya itu, menurut WHO, merkuri
memiliki efek toksik yang bisa mengganggu sistem saraf, pencernaan, imun
tubuh, paru-paru, ginjal, kulit, dan mata. Merkuri masuk dalam 10 besar
kelompok zat kimia berbahaya yang harus diwaspadai. Selain merkuri,
menurut studi dari University of Miami yang diterbitkan dalam Journal Marine Drugs,
sirip ikan hiu juga kaya akan kandungan BMAA, yaitu neurotoksin
berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai penyakit neurodegeneratif
(penyakit penurunan fungsi otak) pada manusia seperti Alzheimer. Perlu
diketahui juga bahwa pada sirip hiu sering pula ditambahkan Hidrogen
Peroksida, yaitu zat yang dapat meningkatkan radikal bebas dan berbahaya
bagi tubuh.
Dibalik nilai-nilai berharga tradisional
yang tetap dipercaya sirip hiu, ternyata ada fakta yang mencengangkan,
pertanyaanya adalah masihkah anda ingin mengkonsumsi sirip hiu?
Referensi
http://informasitips.com/bahaya-mengonsumsi-sirip-ikan-hiu
http://bpsplpadang.kkp.go.id/sirip-hiu--manfaat-dan-bahayanya
http://bpsplpadang.kkp.go.id/sirip-hiu--manfaat-dan-bahayanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar