Sabtu, 14 Juli 2018

Mengenal Fish Finder, Teknologi Baru Memburu Ikan


Pukat, jaring, cantrang bahkan bom ikan adalah beberapa jenis alat tangkap ikan yang biasa digunakan oleh nelayan modern.
Hanya saja ternyata beberapa alat yang digunakan nelayan juga dapat merusak biota laut yang lainnya. Kurangnya edukasi betapa pentingnya menggunakan jenis alat tangkap yang sesuai dan tidak merusak biota laut mengakibatkan nelayan masih menggunakannya sampai saat ini.
Beberapa waktu lalu, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang larangan penggunaan alat tangkap ikan, seperti cantrang, bom ikan, pukat hela, pukat tarik dan beberapa jenis lainnya. Hal ini mengakibatkan nelayan protes bahkan melakukan aksi penolakan dengan demo massal.
Kian kemari, teknologi semakin berkembang. Nelayan semakin dipermudahkan untuk mencari ikan.
Salah satu teknologi baru yang bisa digunakan nelayan untuk mencari ikan adalah fish finder.

Fish finder awalnya dikembangkan pada jaman perang dunia kedua. Awalnya penggunaan alat ini dijadikan alat perang, yaitu menjadi alat pencari kapal selam musuh di dalam laut. Namun semakin berkembangnya jaman, alat ini kemudia terus ditingkatkan daya gunanya hingga akhirnya menjadi fish finder yang bisa digunakan nelayan seperti saat ini.
Pada umumnya fish finder berfungsi sebagai alat navigasi kapal, melihat dasar air (echo sounder) dan sebagai kompas digital. Dengan teknologi terbaru, fish finder semakin canggih hingga dapat melacak keberadaan ikan.
Fish finder merupakan alat untuk melacak keberadaan ikan di laut, danau dan sungai. Prinsip kerja fish finder yaitu dengan gelombang suara berfrekuensi antara 15 kHz sampai 455 kHz dipancarkan transduser dipantulkan oleh dasar perairan kemudian ditangkap kembali oleh transduser.

Fish finder memiliki beberapa komponen dengan fungsi yang berbeda, berikut penjelasannya:
Transmitter
Bagian yang memproduksi pulsa listrik untuk dikirimkan ke transducer dan diperkuat terlebih dahu dalam power amplifier sebelum disalurkan transducer.
Transducer
Berfungsi untuk merubah pulsa listrik menjadi gelombang suara. Lalu dipancarkan ke dalam laut dan mengubah energi suara menjadi energi listrik pada saat pantulan berupa gema diterima. Lalu akan dipantulkan dan diterima oleh transducer receiver.
Receiver
Memiliki fungsi sebagai penerima atau penangkap signal gelombang suara pantul dari objek.
Recorder
Berfungsi sebagai alar pencatatat yang ditulis ked alma kertas serta menampilkannya pada layar display.
Berikut manfaat fish finder bagi para nelayan tangkap:
  • Fish finder yang dilengkapi GPS (Global Positioning System) dapat memudahkan nelayan untuk mengetahui posisi ikan.
  • Fish finder juga dapat mengurangi beban nelayan akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Karena nelayan dapat pergi ke daerah yang banyak ikannya.
  • Dapat mengukur dan menganalisa hampir semua yang ada di dasar laut, seperti mendeteksi lokasi bangkai kapal, mengestimasi biota laut, mengukur kecepatan arus dan masih banyak lagi yang lainnya.
Saat ini fish finder memiliki peranan besar dalam sektor perikanan dan kelautan, saah satunya adalah dalam pendugaan sumber daya ikan. Mulai dari kelimpahan ikan, kepadatan sebaran ikan, ukuran dan panjang ikan.
Dengan manfaat yang begitu banyak didapat dari fish finder ini, tidak ada salahnya untuk dicoba digunakan para nelayan. Fish finder ini memiliki harga berkisar Rp 900.000 – Rp 6.000.000,- tergantung dari jenis dan kebutuhan Anda.
Beberapa negara maju seperti Norwegia, Jepang, Amerika Serikat, Cina dan Peru menggunakan teknologi untuk melakukan eksplorasi sumber daya dengan cepat, optimal, efisien dan ekonomis.

Sumber :

https://lisa.id/nelayan/artikel/5ad73d8eaac1b58b569977a2

Tidak ada komentar:

Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.) dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini menteri Kelautan dan  Perikanan mengeluarkan peraturan baru untuk pengelolaan lobster ...