Senin, 09 Juli 2018

Sampah Plastik di Laut


Teknologi sudah sangat berkembang dan mempengaruhi cara hidup manusia saat ini. Teknologi telah menghasilkan sesuatu yang mampu membuat kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan praktis. Setiap produk teknologi memang memberikan pengaruh positif terhadap cara hidup manusia, namun juga telah berkontribusi memberikan pengaruh negative.
Salah satu produk teknologi yang berpengaruh besar baik secara positif maupun negative terhadap kehidupan manusia adalah plastik. Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60 kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80 kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2 kg/orang/tahun (Wikipedia, 2017).
Tingginya penggunaan plastic dalam kehidupan sehari-hari ini sayangnya tidak sebanding dengan upaya untuk mendaur ulang plastic. Plastic perlu didaur ulang karena plastic merupakan bahan sintetik yang tidak mudah terurai dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat terurai sendiri oleh alam. Banyak produk plastik yang tidak terdaur ulang akhirnya tersebar di lingkungan bebas, termasuk laut.
Sebuah hasil penelitian dari Ilmuwan kelautan dari University of Georgia dirilis di Science (science.sciencemag.org). Penelitian tersebut menemukan fakta bahwa sekitar 4,8 hingga 12,7 juta metrik ton sampah plastik telah memasuki lautan pada tahun 2010. Ini setara dengan kurang lebih antara 4.762.000.000 – 12.700.000.000 kg. Jika dibandingkan, beratnya mencapai 1,3 kali berat Piramida Besar di Giza, Mesir. Sampah plastik dengan mudah dapat mencapai lautan dan mencemari lautan. Sampah yang dibuang sembarangan, tidak dikelola dengan baik, akan terbawa air hujan ke sungai yang akhirnya sampai ke laut.
Tim Ilmuwan yang dipimpin oleh Jenna R. Jambeck ini pun menelusuri asal mula sampah-sampah plastik yang berada di lautan tersebut. Penelitian mencakup 192 negara pesisir di dunia, termasuk Indonesia. Hasilnya cukup mencengangkan, Tim Ilmuwan meranking 20 negara pesisir penyumbang terbesar sampah plastik di lautan. Dalam ranking tersebut, Indonesia menduduki negara nomor dua terbesar penghasil dan penyumbang sampah plastik ke lautan. Total sampah plastik dari negara Indonesia mencapai 1,29 juta metrik ton per tahun. Indonesia hanya kalah dari China yang menghasilkan sampah plastik ke lautan sebanyak 3,53 juta metrik ton per tahun. Mengungguli Filipina dan Vietnam yang masing-masing menyumbang 0,75 dan 0,73 juta metrik ton sampah plastik per tahun.


Beberapa tahun lalu, para peneliti menemukan sampah plastik berbentuk pulau seukuran Texas (696.241 km²) mengapung di sekitar Samudera Pasifik. Sayangnya, sampah plastik ini berperan dalam kehancuran habitat mahluk laut, kejadian terjerat, dan membunuh ribuan satwa laut setiap tahunnya. Setiap plastik yang kita gunakan menambah ukuran dari pulau sampah plastik ini.

Kerusakan yang diakibatkan oleh sampah plastik ini bisa sangat besar dampaknya terhadap makhluk hidup, khususnya biota laut. Kerusakan besar itu dapat kita kurangi dengan mulai peduli terhadap sampah plastik yang kita hasilkan sehari-hari dengan tindakan sederhana. Berikut adalah kiat-kiat untuk memulai hidup anda tanpa menambah penggunaan plastik.
1. Miliki botol minum anda sendiri
Memiliki botol minum sendiri untuk memenuhi kebutuhan air anda akan sangat berdampak pada pengurangan jumlah sampah plastik dari botol air kemasan. Botol air minum dari aluminium atau logam lainnya yang aman bagi kesehatan akan bertahan sampai bertahun-tahun, bayangkan apa yang akan dihasilkan jika bertahun-tahun itu anda mengkonsumsi air kemasan dengan botol plastik.
2. Kurangi atau hindari menggunakan sedotan atau tutup gelas dari plastik
Benda kecil yang sering kita gunakan untuk minum ini seringkali kita remehkan begitu saja. Kita mingkin hanya menghasilkan 1 sampai 5 per hari sampah sedotan atau tutup botol, tapi bagaimana jika seperlima penduduk bumi menggunakan sedotan sebanyak yang kita gunakan?, anda bisa bayangkan berapa banyak sampah plastik yang dihasilkan, setiap hari.
3. Gunakan tas belanja anda sendiri
Menggunakan tas belanja sendiri dari bahan kain atau bahan lainnya yang ramah lingkungan akan mampu mengurangi sampah plastik yang dihasilkan dari penggunan tas plastik. Memang saat ini sudah ada produk degradable bag yang mampu hancur dengan sendirinya, namun akan lebih baik jika tidak menghasilkan sampah, kan?.
4. Kurangilah menggunakan produk dengan kemasan plastik
Semakin banyak produk dengan kemasan plastik yang kita gunakan, semakin banyak pula sampah plastik yang kita hasilkan. Pilihlah produk-produk yang menggunakan kemasan ramah lingkungan.
5. Jangan membuang sampah plastik baru
Menggunakan sesuatu yang  dapat digunakan berkali-kali akan sangat membantu mengurangi sampah plastik. Itu artinya kita tidak menyumbang sampah baru bagi lingkungan.
6. Jika waktu memungkinkan, makanlah di lokasi
Jika anda ingin membeli makanan dan memiliki waktu luang, maka makanlah di tempat anda membeli makanan. Anda akan berkontribusi untuk tidak menghasikan sampah baru yang berasal dari bungkus makanan yang anda beli.
7. Miliki gelasmu sendiri untuk kopi harianmu
Jika anda memiliki kebiasaan meminum kopi di pagi hari, atau waktu lain di kedai kopi, setiap hari, maka lebih baik anda menggunakan gelas pribadi yang dapat anda gunakan setiap waktu saat anda membeli kopi. Hal ini untuk mengurangi penggunaan gelas plastik, tutupnya, dan sedotannya yang pada akhirnya akan menjadi sampah.
8. Pakailah alat masak dari bamboo atau kayu
Nyatanya, menggunakan material dari bahan yang berasal dari alam akan berdampak positif bagi kesehatan, serta lingkungan tentunya.
9. Belilah dalam jumlah banyak
Jika anda membeli barang dalam jumlah banyak, anda akan dipaksa untuk menggunakan wadah yang dapat memuat barang-barang itu dan menggunakan wadah milik kita sendiri seperti container atau keranjang belanja. Membeli barang dalam jumlah yang banyak akan lebih hemat uang dan hemat waktu, kan?
10. Bahkan, keju dan daging tidak membutuhkan kemasan
Jika anda membeli keju atau daging, anda dapat menggunakan bungkus kain bersih yang dapat anda bawa sendiri.
11. Perhatikanlah cara hidupu, buatlah perubahan kecil yang berdampak besar
Lihatlah setiap detil cara hidup anda, atau rutinitas yang selalu anda lakukan setiap saat. Adakah hal-hal kecil yang dapat anda ubah untuk lebih ramah terhadap lingungan?,contohnya jika anda terbiasa meminum air dalam kemasan sekali pakai, cobalah untuk membawa air minum dari rumah dengan menggunakan botol air minum anda sendiri, akan lebih terjamin kesehatan dan tentunya baik untuk lingkungan bukan?
12. Pakailah korek api kayu daripada korek api plastik
Korek api kayu tidak menghasilkan sampah jika telah habis digunakan, namun sebaliknya, korek api plastik tentu saja akan menghasilkan sampah plastik jika sudah tidak digunakan.
13. Lalu, sampaikan pada lainnya
Semua yang anda lakukan untuk membantu menjaga lingkungan kita akan sangat menginspirasi orang lain sehingga tergerak untuk melakukannya juga, maka sebarkanlah apa yang anda lakukan.

Sumber :
DENIS DENCIKTRA, S.St.Pi ( BPPP Tegal)

Tidak ada komentar:

Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.) dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini menteri Kelautan dan  Perikanan mengeluarkan peraturan baru untuk pengelolaan lobster ...