Pihak Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) berupaya menjadikan ikan kakap putih sebagai komoditas unggulan
terbaru di sektor perikanan di Tanah Air. Pasar ekspor kakap putih mencakup
kawasan Australia, Amerika Serikat, Eropa, dan negara-negara di Timur Tengah.
Namun, produksi kakap putih di Indonesia baru mencapai kisaran 300 ribu ton per
tahun. Karena itu teknologi budidaya kakap putih intensif dikembangkan untuk
mendongkrak pertumbuhan produksi ikan ini.
Pengembangan budidaya kakap putih
bisa dilakukan dengan menggunakan keramba jaring apung (KJA). Tapi,
kelangsungan hidup (survival rate/SR) dalam budidaya kakap putih di KJA jarang
mencapai 50 %.
Kakap
putih
Baru-baru ini peneliti dari Balai
Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam sudah mengujicoba perbaikan teknologi
dalam usaha pembesaran kakap putih di keramba jaring apung, sebagai upaya
meningkatkan produksi.
Metode teknologi terbaru pembesaran
dalam budidaya kakap putih, sebagai berikut:
Memperhatikan Asal dan Ukuran Benih
Benih kakap putih sebaiknya berasal
dari hatchery (panti benih). Keunggulan menggunakan benih dari hatchery yaitu
kualitas yang terjaga dan ukuran yang seragam. Kekurangan memakai benih dari
hasil tangkapan alam yaitu ukuran benih yang tak seragam, dan sering terdapat
luka pada benih akibat penangkapan.
Ukuran benih patut diperhatikan.
Benih yang akan ditebar sebaiknya berukuran lebih dari 10 cm berbobot 15 hingga
20 gram.
Vaksinasi Benih
Bakteri streptococcus dan bakteri
vibrio menjadi momok menakutkan dalam usaha budidaya kakap putih. Vaksinasi
mutlak dilakukan terhadap benih kakap putih untuk mencegah serangan bakteri
streptococcus dan bakteri vibrio. Vaksinasi dengan cara suntik dilakukan kepada
benih kakap putih yang berukuran lebih dari 10 cm.
Aklimamatisasi dan Pengaturan Padat
Tebar
Aklimatisasi wajib dilakukan dalam
penebaran benih kakap putih. Aklimatisasi adalah proses pengadaptasian atau
penyesuaian lingkungan terhadap lingkungan baru.
Karena perbedaan suhu serta
salinitas antara daerah asal benih dan media transportasi dengan kondisi air
tempat pemeliharaan, diperlukan aklimatisasi.
Apabila media transportasi memakai
kantong plastik, aklimatisasi dilakukan melalui cara plastik diapungkan hingga
suhu air dalam plastik hampir sama dengan air media pemeliharaan.
Kemudian kantong plastik dibuka dan
air media pemeliharaan dimasukkan sedikit demi sedikit. Biasanya benih ikan
akan aktif setelah sekitar 15 menit, dan kantong plastik dapat dimiringkan agar
ikan bisa keluar sendiri.
Faktor penentu keberhasilan budidaya
ikan adalah pengontrolan padat tebar benih, karena hal ini berkaitan dengan
survival rate dan pertumbuhan. Jika ukuran dan berat ikan bertambah, padat
tebar harus dikurangi agar pertumbuhan ikan optimal. Padat tebar ideal dalam
budidaya kakap putih di KJA adalah
- Fase Pendederan:
- ukuran ikan 10-12 cm, berat 15-20 gram padat tebar 75-100 ekor/m3
- Fase Penggelondongan:
- ukuran ikan 14-15 cm, berat 40-50 gram, padat tebar 50-60 ekor/m3
- Fase Pembesaran:
- ukuran ikan 17-20 cm, berat 75-100 gram, padat tebar 40-50 ekor/m3
- ukuran ikan 20-25 cm, berat 150-200 gram, padat tebar 25-30 ekor/m3
- ukuran ikan lebih dari 25 cm, berat berat lebih dari 250 gram, padat tebar 10-20 ekor/m3
Pengontrolan Pakan, Pemberian
Vitamin & Probiotik
Pemberian pakan dilakukan lebih
sering pada tahap awal pemeliharaan kakap putih, minimal 4 kali sehari sampai
ikan kenyang. Frekuensi pemberian pakan dapat dikurangi 2-3 sehari apabila ikan
sudah tumbuh lebih besar.
Pemberian pakan jangan sampai
meninggalkan sisa, karena sisa pakan di KJA jadi incaran ikan di luar budidaya
seperti ikan buntal yang berbahaya dan merobek jaring. Sisa pakan juga
menimbulkan penyakit.
Dosis pemberian pakan kakap putih
berkisar 5-10 % dari biomassa untuk ikan berukuran kurang dari 100 gram, dan
3-5 % untuk ikan berukuran lebih dari 100 g.
Pemberian vitamin C, multivitamin
dan probiotik pada kakap putih juga perlu diperhatikan.
Pemberian vitamin C dan multivitamin
dapat meningkatkan kesehatan ikan sehingga warnanya lebih cerah, dan gerakan
ikan lebih agresif. Probiotik untuk menjaga kesehatan pencernaan ikan kakap
putih.
Karena vitamin C mudah rusak dan
larut dalam air, pemberian vitamin C dilakukan bersamaan dengan pemberian pakan
ikan. Vitamin C dibuat dalam bentuk pelet basah. Dosis vitamin C 2 g/kg berat
pakan yang diberikan dua kali seminggu. Takaran dosis serupa pada probiotik
buat kakap putih, yaitu 2 g/kg berat pakan yang diberikan dua kali
seminggu.
Pengelolaan Kesehatan Ikan
Untuk menjaga kesehatan ikan kakap
putih diperlukan pengelolaan lingkungan hidup dengan melakukan pergantian
jaring, memonitor parameter kualitas air, merendam ikan dengan air tawar secara
periodik.
Diperlukan pengetahuan untuk
mendeteksi gejala ikan yang terkena penyakit, antara lain hilangnya nafsu
makan, perubahan warna tubuh yang lebih gelap, pergerakan renang melambat,
sirip bengkok, ikan naik ke permukaan air atau menempel di dinding/dasar
jaring, ikan menggesek-gesekkan badan pada jaring, ikan memisahkan diri dari
kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar