Selasa, 23 April 2019

Budidaya Rumput Laut di Tambak


Budi Daya Rumput Laut di Tambak 












Rumput Laut | Sumber Foto:Wikimedia
AGRONET - Persoalan krisis pangan di masa depan telah disampaikan oleh para ahli. Penyebabnya, antara lain lahan kritis yang semakin luas, pertambahan jumlah penduduk yang tidak terkendali, dan perubahan iklim. Untuk mengatasi masalah itu, salah satu solusi yang ditawarkan adalah pengembangan budi daya rumput laut.

Rumput laut ditawarkan sebagai salah satu alternatif makanan utama manusia di masa depan. Alasannya, selain karena kandungan nutrisinya yang tinggi, lautan tempat budi daya rumput laut lebih luas dari daratan. Sekitar tujuh puluh banding tiga puluh. Di negara lain seperti Jepang, rumput laut telah lama dikonsumsi sebagai makanan pokok.

Di Indonesia jenis rumput laut yang paling banyak dibudidayakan adalah Gracillaria sp, yaitu rumput laut penghasil agar-agar. Gracilaria termasuk rumput laut yang bersifat eurihaline, dapat hidup di air laut dengan rentang salinitas yang lebar. Sifat gracilaria ini membuat kita dapat membudidayakannya di laut dan di tambak dengan salinitas antara 15-30 ppt (part per thousand).

Indonesia yang memiliki lautan sangat luas dan garis pantai yang sangat panjang, sangat ideal untuk mengembangkan budi daya rumput laut dengan menggunakan tambak. Namun demikian, agar budidaya rumput laut dapat berhasil, diperlukan beberapa persyaratan, yaitu :

A. Lokasi
1. Lokasi tambak berjarak sekitar 300 – 1.000 meter dari pantai dan masih dipengaruhi oleh pasang surut  air laut. Ini dimaksudkan untuk memudahkan penggantian air tambak.
2. Salinitas air tambak 15 - 30 ppt.
3. Ph air 6-9.
4. Saluran masuk dan keluar air harus berbeda.
5. Suhu air 20 – 28oC.
6. Kedalaman air tambak minimal 0,50 - 1,0 meter.
7. Cahaya matahari tembus hinga ke dasar tambak
8. Tambak harus bebas polusi.
9. Dekat dengan sumber air tawar.
10. Dasar tambak berupa pasir bercampur sedikit lumpur.
11. Mudah diakses dengan alat transportasi

 B. Persiapan Penanaman
 
1.    Tambak dikeringkan pada saat air laut surut. Biarkan dasar tambak kering selama 1-2 hari. Ketebalan lumpur pada dasar tambak diatur 10-15 cm.
2. Masukan air sampai ketinggian 20 cm pada  saat air laut pasang. Biarkan selama 24 jam, dan kemudian keringkan kembali. Jika diperlukansemprotkan saponin 40-50 kg/ha.
3.    Bersihkan tambak dari kotoran.
4. Masukkan air ke dalam tambak hingga ketinggian 50 cm.
5. Cek salinitas air. Idealnya pada angka 25 ppt, atau pada kisaran 15-30 ppt.

C. Penanaman
     
Bibit rumput yang akan ditanam sebaiknya ketika datang segera ditanam. Namun jika kondisi tidak memungkinkan, simpan bibit dalam keranjang atau karung dan rendam dalam saluran tambak. Penanaman bibit rumput laut di tambak dilakukan dengan metode tebar.
1. Tebar bibit secara merata ke dasar tambak dengan berat rumpun sekitar 100 gram/rumpun.
2. Perhatikan kepadatan tebarnya. Untuk 1 hektare tambak diperlukan 1-2 ton. Mulailah penanaman bibit dari 1 ton dahulu. Jika pertumbuhannya cepat dan subur, dapat ditingkatkan menjadi 2 ton/hektare.

D.    Pemeliharaan
Pemeliharaan rumput laut di tambak relatif lebih mudah dibandingkan jika ditanam di laut, karena kondisi air tambak lebih mudah dikontrol.

1. Ganti air tambak satu kali setiap seminggu dengan menggunakan pasang  surut air laut. Perhatian kualitas air, karena kualitas air yang buruk akan mempengaruhi keberhasilan panen rumput laut dengan munculnya penyakit. Selain itu, air yang baru mengandung oksigen lebih banyak.
2. Untuk minggu pertama sampai minggu keempat, atur  kedalaman air tambak  sekitar 40-50 cm. Pada minggu ke empat sampai minggu kedelapan (saat panen) atur kedalaman air sekitar 60-70 cm.
3. Bersihkan tambak dari ikan dan predator, juga rumput laut dari dari tanaman pengganggu yang melekat pada tanaman.
4. Pada saat tanaman rumput laut berusia satu bulan, perhatikan apakah tambak cukup subur. Jika kurang subur dapat dilakukan pemupukan dengan menggunakan urea atau TSP, dengan dosis 20 kg/hektare. Pemupukan dilakukan cukup sekali dalam satu musim tanam.
5. Lakukan pemisahan bibit pada saat usia tanam 2 minggu pertama,  dengan cara mematahkan rumpun bibit yang sudah besar. Dari satu rumpun besar, dapat dipecah menjadi 3 sampai 4 bagian, dan kemudian tebar lagi rumpun kecil  ke dalam tambak. Setelah dua minggu, pecah dan tebar kembali. Begitu seterusnya hingga usia 2 bulan atau siap panen. (555)

Sumber :
http://www.agronet.co.id/detail/budi-daya/perikanan/2436-Budi-Daya-Rumput-Laut-di-Tambak

Tidak ada komentar:

Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.) dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini menteri Kelautan dan  Perikanan mengeluarkan peraturan baru untuk pengelolaan lobster ...