Menurut (Subani dan Barus ,1989), alat
tangkap pancing Tonda dalam pengoperasianya dibantu dengan menggunakan
kapal bermotor. Kapal berfungsi untuk menarik pancing dan membawa hasil
tangkapan. Biasanya tiap kapal membawa lebih dari dua buah pancing
sekaligus.
Pancing Tonda (Troling Line) pada dasarnya merupakan alat tangkap
berbentuk pancing yang diberi tali panjang dan ditarik olah perahu atau
kapal. Pada Kail Pancing diberi umpan ikan segar atau umpan palsu.
Karena adanya tarikan maka umpan akan bergerak di dalam air sehingga
dapat merangsang ikan buas untuk menyambarnya.
Pancing Tonda (Troling Line) adalah pancing yang diberi tali panjang dan
ditarik olah perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau
umpan palsu. Karena adanya tarikan maka umpan akan bergerak di dalam air
sehingga dapat merangsang ikan buas untuk menyambarnya (Sudirman dan Malawa, 2004 ).
Dipasaran terdapat banyak variasi dari Pancing Tonda, terutama untuk
pada penggemar sport fishing. Biasanya untuk keperluan komersial hanya
bagian desainnya saja yang banyak variasinya. Pengoperasian Pancing
Tonda memerlukan perahu/kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan
ikan yang akan ditangkap. Biasanya pancing ditarik dengan kecepatan 2 - 6
knot tergantung dari jenisnya
Menurut (Afnan ,2010), pancing tonda terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:
1. Tali pancing yang terbuat dari polyamide monofilament no.60 dengan panjang 50 – 100 meter.
2. Mata
pancing bisa tunggal atau ganda tetapi ada juga yang menggunakan mata
pancing 3 buah yang diikat menjadi satu memakai simpul double sheet band
yang berfungsi untuk menjerat ikan.
3. Pennggulung tali dari bahan plastik dan kayu waru.
4. Kili –
kili (swivel) yang dipakai agar tali tidak terbelit. Parameter pancing
Tonda adalah banyaknya mata pancing yang digunakan.
Klasifikasi pancing tonda.
Menurut FAO (Food Agicultural Organization) pancing tonda masuk dalam
klasifikasi “HOOKS AND LINES”. Lalu menurut Statistik Perikanan
Indonesia dan Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan, Pancing Tonda
masuk dalam klasifikasi alat tangkap jenis “Pancing” (Sudirman dan
Malawa, 2004).
Konstruksi Alat pancing tonda .
Menurut ( Afnan ,2010 ), pancing Tonda terdiri dari beberapa bagian penting, Yaitu:
1. Tali pancing yang terbuat dari polyamide monofilament no.60 dengan panjang 50 – 100 meter.
2. Mata
pancing bisa tunggal atau ganda tetapi ada juga yang menggunakan mata
pancing 3 buah yang diikat menjadi satu memakai simpul double sheet band
yang berfungsi untuk menjerat ikan.
3. Penngulung tali dari bahan plastik dan kayu waru.
4. Kili –
kili (swivel) yang dipakai agar tali tidak terbelit. Parameter pancing
Tonda adalah banyaknya mata pancing yang digunakan.
Metode Pengoperasian Alat pancing tonda
Pengoprasian pancing tonda diawali dengan tahap persiapan. Tahap
persiapan terbagi atas dua hal, yaitu persiapan di darat seperti
pengisian dan pengecekan alat tangkap dan pengecekan alat bantu
penangkapan. Sedangkan untuk persiapan di laut, hal yang harus
diperhatikan adalah pengaturan tali pancing adalah gulungn tali pada
posisi yang telah ditentukan agar tali pancing tidak mudah terbelit.
Pengoperasian pancing tonda dimulai dari pagi hari sampai sore hari
antara pukul 15.00-17.00. Proses penangkapan diawali dengan scouting
pencarian gerakan ikan sebagai tanda bahwa lokasi tersebut terdapat
banyak ikan. Setelah itu pancing tonda mulai melakukan pemasangan alat
tangkap (setting) dengan mengulur agar tangkap perlahan-lahan ke
perairan dan mengikat ujung tali pada salah satu ujung kanan atau kiri
perahu dengan jarak tertentu dan kecepatan perahu dinaikkan sekitar 1-2
knot. Setelah setting selesai dilakukan, kecepatan peahu dinaikkan
sampai 4 knot dan perahu dijalankan ke arah kumpulan ikan. Umpan yag
berada di sisi kanan dan kiri perahu akan bergerak-gerak seperti ikan
mangsa. Saat ikan memakan umpan, laju perahu dipercepat agar ikan yang
memakan umpan tersangkut pada kail. Ikan yang tersangkut tersebut
kemudian diangkat dan kecepatan perahu mulai diturunkan untuk melakukan
setting kembali pada kail yang telah dimakan ikan. Proses tersebut
berlangsung secara terus-menerus sampai hasil tangkapan yang didapat
dirasa sudah cukup banyak untuk dibawa kedarat.
Jumlah nelayan yang diperlukan untuk pengoperasian alat tangkap ini
tergantung dari besar kecilnya kapal atau perahu yang digunakan. Untuk
perahu berukuran kecil biasanya digunakan tenaga nelayan sebanyak 4-6
orang dengan satu orang sebagai nahkoda yang merangkap menjadi fishing
master, satu orang menjadi juru mesin, 2-4 orang ABK (Anak Buah Kapal)
yang masing-masing mengoperasikan satu atau lebih pancing tonda
sekaligus (Gunarso, 1989).
Hasil Tangkapan pancing tonda.
Hasil tangkapan utama pancing tarik adalah ikan tongkol (Auxis sp.),
ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan tenggiri (Scomberomorus spp.),
Pari (Dahsyatis sp.), cucut botol (carcharinus sp.), madidihang (Thunnus
albacora), tuna mata besar (Thunnus obsesus), tunas sirip biru(Thunnus
maccoyii), ikan pedang (Xipias gladias), setuhuk hitam (Makaira indica),
setuhuk putih (Makaira masara) (Gunarso, 1989 ).
Sumber : www.alamikan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar