Rabu, 22 Agustus 2018

Pengoperasian Alat Tangkap Pancing Tonda

Menurut (Subani dan Barus ,1989), alat tangkap pancing Tonda dalam pengoperasianya dibantu dengan menggunakan kapal bermotor. Kapal berfungsi untuk menarik pancing dan membawa hasil tangkapan. Biasanya tiap kapal membawa lebih dari dua buah pancing sekaligus.
Pancing Tonda (Troling Line) pada dasarnya merupakan alat tangkap berbentuk pancing yang diberi tali panjang dan ditarik olah perahu atau kapal. Pada Kail Pancing diberi umpan ikan segar atau umpan palsu. Karena adanya tarikan maka umpan akan bergerak di dalam air sehingga dapat merangsang ikan buas untuk menyambarnya.


Pancing Tonda (Troling Line) adalah pancing yang diberi tali panjang dan ditarik olah perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau umpan palsu. Karena adanya tarikan maka umpan akan bergerak di dalam air sehingga dapat merangsang ikan buas untuk menyambarnya (Sudirman dan Malawa, 2004 ).
Dipasaran terdapat banyak variasi dari Pancing Tonda, terutama untuk pada penggemar sport fishing. Biasanya untuk keperluan komersial hanya bagian desainnya saja yang banyak variasinya. Pengoperasian Pancing Tonda memerlukan perahu/kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan yang akan ditangkap. Biasanya pancing ditarik dengan kecepatan 2 - 6 knot tergantung dari jenisnya 
Menurut (Afnan ,2010), pancing tonda terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:
1. Tali pancing yang terbuat dari polyamide monofilament no.60 dengan panjang 50 – 100 meter.
2. Mata pancing bisa tunggal atau ganda tetapi ada juga yang menggunakan mata pancing 3 buah yang diikat menjadi satu memakai simpul double sheet band yang berfungsi untuk menjerat ikan.
3. Pennggulung tali dari bahan plastik dan kayu waru.
4. Kili – kili (swivel) yang dipakai agar tali tidak terbelit. Parameter pancing Tonda adalah banyaknya mata pancing yang digunakan.

Klasifikasi pancing tonda.
Menurut FAO (Food Agicultural Organization) pancing tonda masuk dalam klasifikasi “HOOKS AND LINES”. Lalu menurut Statistik Perikanan Indonesia dan Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan, Pancing Tonda masuk dalam klasifikasi alat tangkap jenis “Pancing” (Sudirman dan Malawa, 2004). 
Kail, Pancing, Tonda, Alat tangkap
Konstruksi Alat pancing tonda .
Menurut ( Afnan ,2010 ), pancing Tonda terdiri dari beberapa bagian penting, Yaitu:
1. Tali pancing yang terbuat dari polyamide monofilament no.60 dengan panjang 50 – 100 meter.
2. Mata pancing bisa tunggal atau ganda tetapi ada juga yang menggunakan mata pancing 3 buah yang diikat menjadi satu memakai simpul double sheet band yang berfungsi untuk menjerat ikan.
3. Penngulung tali dari bahan plastik dan kayu waru.
4. Kili – kili (swivel) yang dipakai agar tali tidak terbelit. Parameter pancing Tonda adalah banyaknya mata pancing yang digunakan.


Metode Pengoperasian Alat pancing tonda
Pengoprasian pancing tonda diawali dengan tahap persiapan. Tahap persiapan terbagi atas dua hal, yaitu persiapan di darat seperti pengisian dan pengecekan alat tangkap dan pengecekan alat bantu penangkapan. Sedangkan untuk persiapan di laut, hal yang harus diperhatikan adalah pengaturan tali pancing adalah gulungn tali pada posisi yang telah ditentukan agar tali pancing tidak mudah terbelit.
Pengoperasian pancing tonda dimulai dari pagi hari sampai sore hari antara pukul 15.00-17.00. Proses penangkapan diawali dengan scouting pencarian gerakan ikan sebagai tanda bahwa lokasi tersebut terdapat banyak ikan. Setelah itu pancing tonda mulai melakukan pemasangan alat tangkap (setting) dengan mengulur agar tangkap perlahan-lahan ke perairan dan mengikat ujung tali pada salah satu ujung kanan atau kiri perahu dengan jarak tertentu dan kecepatan perahu dinaikkan sekitar 1-2 knot. Setelah setting selesai dilakukan, kecepatan peahu dinaikkan sampai 4 knot dan perahu dijalankan ke arah kumpulan ikan.  Umpan yag berada di sisi kanan dan kiri perahu akan bergerak-gerak seperti ikan mangsa. Saat ikan memakan umpan, laju perahu dipercepat agar ikan yang memakan umpan tersangkut pada kail. Ikan yang tersangkut tersebut kemudian diangkat dan kecepatan perahu mulai diturunkan untuk melakukan setting kembali pada kail yang telah dimakan ikan. Proses tersebut berlangsung secara terus-menerus sampai hasil tangkapan yang didapat dirasa sudah cukup banyak untuk dibawa kedarat.
Jumlah nelayan yang diperlukan untuk pengoperasian alat tangkap ini tergantung dari besar kecilnya kapal atau perahu yang digunakan. Untuk perahu berukuran kecil biasanya digunakan tenaga nelayan sebanyak 4-6 orang dengan satu orang sebagai nahkoda yang merangkap menjadi fishing master, satu orang menjadi juru mesin, 2-4 orang ABK (Anak Buah Kapal) yang masing-masing mengoperasikan satu atau lebih pancing tonda sekaligus (Gunarso, 1989).

Hasil Tangkapan pancing tonda.
Hasil tangkapan utama pancing tarik adalah ikan tongkol (Auxis sp.), ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan tenggiri (Scomberomorus spp.), Pari (Dahsyatis sp.), cucut botol (carcharinus sp.), madidihang (Thunnus albacora), tuna mata besar (Thunnus obsesus), tunas sirip biru(Thunnus maccoyii), ikan pedang (Xipias gladias), setuhuk hitam (Makaira indica), setuhuk putih (Makaira masara) (Gunarso, 1989 ).

Sumber : www.alamikan.com

Tidak ada komentar:

Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.) dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini menteri Kelautan dan  Perikanan mengeluarkan peraturan baru untuk pengelolaan lobster ...